ByteDance Menolak Penjualan TikTok ke AS, ini Alasannya!

by
ByteDance

olympic.or.id – Pertarungan antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perusahaan asal China, ByteDance, yang mengelola media sosial populer TikTok, terus berlanjut. Pemerintah AS telah merancang rencana undang-undang (RUU) tentang divestasi dan pemblokiran TikTok, yang telah disahkan oleh DPR AS dan diperkirakan akan segera diundangkan dan ditandatangani oleh Presiden AS, Joe Biden. Dalam RUU tersebut, TikTok diberikan dua pilihan: menjual diri ke perusahaan AS atau dihentikan operasinya di AS.

” Baca Juga: Eksplorasi Wisata Destinasi Baru Singapura Tahun 2024 “

ByteDance Menyatakan Penolakan Terhadap Penjualan TikTok ke AS

Kabar terbaru, yang dilaporkan oleh Reuters, mengungkapkan bahwa ByteDance lebih memilih untuk menghentikan operasional TikTok di AS daripada menjual platform media sosial tersebut ke perusahaan AS, jika upaya hukum dan perundingan dengan pemerintah AS tidak berhasil. Alasan di balik penolakan penjualan ini adalah karena algoritma TikTok dianggap sebagai aset yang penting bagi bisnis dan operasional keseluruhan ByteDance.

Algoritma TikTok: Kunci Bisnis dan Tantangan dalam Penjualan

Algoritma TikTok, yang bertanggung jawab atas rekomendasi konten berdasarkan minat pengguna. Dianggap memiliki keunggulan dan keunikan yang signifikan dibandingkan dengan platform media sosial lainnya. Penjualan TikTok ke perusahaan AS dianggap berpotensi membuka rahasia algoritma ByteDance kepada pihak lain dan memungkinkan konten TikTok untuk dicontek oleh pesaing. Terkait dengan ini, sulit untuk memisahkan algoritma TikTok AS dari algoritma secara keseluruhan. Membuat opsi penjualan TikTok ke AS menjadi tidak menguntungkan bagi ByteDance.

Baca Juga :   Mengatasi Whatsapp Tidak Bisa Kirim Pesan menurut Skala

Implikasi Bisnis dan Finansial

Meskipun TikTok hanya memberikan kontribusi kecil pada bisnis secara keseluruhan, menjual TikTok ke perusahaan AS dipandang tidak akan memberikan keuntungan yang signifikan bagi ByteDance dari segi bisnis dan finansial. Selain itu, potensi kerugian dari eksposur algoritma TikTok menjadi pertimbangan serius dalam mengambil keputusan terkait penjualan. Byte Dance sendiri menolak untuk memberikan komentar terkait rumor ini. Tetapi melalui akun resmi media sosialnya, mereka menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk menjual TikTok ke AS.

” Baca Juga: Kehidupan Monica Muller Sebelum Terkena Kasus Narkoba “

Respon ByteDance dan Tinjauan Masa Depan

Pernyataan resmi dari ByteDance menegaskan ketidakmungkinan penjualan TikTok ke AS, bahkan tanpa teknologi algoritma. Meskipun demikian, situasi ini menegaskan tegangnya hubungan antara Byte Dance dan pemerintah AS. Serta kompleksitas geopolitik yang melingkupi perdebatan tentang kontrol dan kepemilikan media sosial global. Dengan waktu yang diberikan selama 9 bulan, Byte Dance harus mengambil keputusan strategis yang dapat mempengaruhi arah dan masa depan TikTok. Sementara AS juga harus mempertimbangkan implikasi kebijakan terhadap platform tersebut dalam kerangka persaingan global yang semakin ketat.

No More Posts Available.

No more pages to load.